Rabu, 21 September 2011

buka dan rendahkan hati kita

banyak hal yang tak terduga dalam hidup ini yang kadang tidak sesuai dengan harapan, apa yang kita rencanakan kadang sia-sia sedangkan kita tak pernah membuka diri untuk hadirnya seseorang yang mampu memberikan petuah yang mungkin bisa membantu keberhasilan rencana kita, bukalah hati kita untuk menerima segala kemungkinan yang kita dapatkan, membuka hati tidak hanya dalam konteks menjalin hubungan, tapi bagaimana kita bersedia membuka hati pada sebuah nasehat setiap hari banyak nasehat yang ditujukan pada kita, jujur saja karena saking banyaknya kadang membuat kita kehilangan pelajaran yang terkandung dari nasehat tersebut, seakan kita ingin menutupi telinga kita karena panas akan nasehat-nasehat yang menurut kita lebay, yang menjadikan kita enggan melakukan perbaikan dan anti terhadap kritikan. kita lebih suka menolak, mendebatkan dan bahkan menyangkalnya, hati kita tertutup oleh keegoisan kita sendiri, oleh sebab itu tidak mengherankan jika kita lebih suka bertindak sesuka hati yang menurut kita akan jadi lebih baik dari orang lain, sehingga kita terpenjara oleh keinginan dan obsesi yang tidak terwujud tanpa ada siraman nasehat dan masukan yang membuat hati kita semakin kerontangan karena pemaksaan dari keinginan yang tidak kita dapatkan. ada beberapa hal yang membuat kita menolak nasehat, kadang penolakan itu terjadi karena nasehat datang dari orang yang bukan kita anggap pantas, karena diri kita merasa lebih tau dan lebih berharga dari si penyampai tersebut, kadang karena iri dan kadang juga karena gensi karena kita sudah terlanjur salah. memang keegoisan mengukuhkan kita menjadi manusia yang seolah sempurna dan tak ada orang lain yang dapat merubah kita, "inilah aku dan keinginanku kalo gak suka, silakan pergi saja" inilah ungkapan kita ketika ada orang yang tak sependapat dengan kita, memang adakalanya kita menolak nasehat orang yang kita hormati secara halus, dengan kita mengatakan kalimat "iya sih" yang seolah-olah menerima tapi dalam hati kita menolaknya meskipun secara logika benar adanya. kita sering mendapati orang yang hobinya ngeyel, karena dia merasa sudah lebih berpengalaman dan dengan merasa hebatnya dia mengatakan "aku lebih tau dari kamu janganlah sok tau aku sudah bertahun- tahun menjalankan ini, kamu bisa apa dan cuma kebetulah kamu bisa lebih baik dari aku" orang- orang seperti ini sangat sulit untuk melakukan perubahan. hmmmm jangan-jangan kita juga seperti itu, kita tidak sungguh-sungguh membuka hati kita untuk nasehat-nasehat yang baik, relakan hati kita untuk terisi nasehat positif dari manapun dia berasal, rendahkan hati agar kita bisa menerima dan benar- benar memahami. kita lebih sering menganggap angin lalu nasehat-nasehat yang menebar diudara yang kita hirup, yang seharusnya itu bisa membuat kita berpikir positif dan berubah menjadi lebih baik. tetapi hati kita terlanjur yang kaku dan tidak dapat menerima nasehat itu, sebaik kata-kata bijak yang sampai ketelinga kita pasti akan tertolak, kita lebih memilih gagal bahkan melakukan kebalikan dari nasehat tersebut, yang akhirnya kita hanya bisa melihat orang lain yang sukses dengan perubahan karena keterbukaan atas nasehat sedangkan hati kita yang terlanjur mengeras ini tidak akan mendapatkan apapun selain kebodohan dari perasaan. hati kita perlu ditolong dari lapisan egoisme yang membungkusnya, mumpung hati kita belum mati, sebab kalo hati kita sudah mati tidak dapat dihidupkan lagi, hati kita masih hidup menanti nilai- nilai kebajikan mengisi, memasuki dan memenuhi seluruh ruangan hati kita, mencairkan kebekuan yang selama ini kita anut dan mempersilahkan bisikan-bisikan buruk untuk keluar dari hati kita, mengelupas noda hitam dalam tiap sel-selnya, merestui agar kelegowoan mengambil alih penguasa hati kita. dan merubah diri jadi pribadi yang baru dan siap untuk berjuang menuju kesuksesan dunia akherat.ng tak terduga dalam hidup ini yang kadang tidak sesuai dengan harapan, apa yang kita rencanakan kadang sia-sia sedangkan kita tak pernah membuka diri untuk hadirnya seseorang yang mampu memberikan petuah yang mungkin bisa membantu keberhasilan rencana kita, bukalah hati kita untuk menerima segala kemungkinan yang kita dapatkan, membuka hati tidak hanya dalam konteks menjalin hubungan, tapi bagaimana kita bersedia membuka hati pada sebuah nasehat setiap hari banyak nasehat yang ditujukan pada kita, jujur saja karena saking banyaknya kadang membuat kita kehilangan pelajaran yang terkandung dari nasehat tersebut, seakan kita ingin menutupi telinga kita karena panas akan nasehat-nasehat yang menurut kita lebay, yang menjadikan kita enggan melakukan perbaikan dan anti terhadap kritikan. kita lebih suka menolak, mendebatkan dan bahkan menyangkalnya, hati kita tertutup oleh keegoisan kita sendiri, oleh sebab itu tidak mengherankan jika kita lebih suka bertindak sesuka hati yang menurut kita akan jadi lebih baik dari orang lain, sehingga kita terpenjara oleh keinginan dan obsesi yang tidak terwujud tanpa ada siraman nasehat dan masukan yang membuat hati kita semakin kerontangan karena pemaksaan dari keinginan yang tidak kita dapatkan. ada beberapa hal yang membuat kita menolak nasehat, kadang penolakan itu terjadi karena nasehat datang dari orang yang bukan kita anggap pantas, karena diri kita merasa lebih tau dan lebih berharga dari si penyampai tersebut, kadang karena iri dan kadang juga karena gensi karena kita sudah terlanjur salah. memang keegoisan mengukuhkan kita menjadi manusia yang seolah sempurna dan tak ada orang lain yang dapat merubah kita, "inilah aku dan keinginanku kalo gak suka, silakan pergi saja" inilah ungkapan kita ketika ada orang yang tak sependapat dengan kita, memang adakalanya kita menolak nasehat orang yang kita hormati secara halus, dengan kita mengatakan kalimat "iya sih" yang seolah-olah menerima tapi dalam hati kita menolaknya meskipun secara logika benar adanya. kita sering mendapati orang yang hobinya ngeyel, karena dia merasa sudah lebih berpengalaman dan dengan merasa hebatnya dia mengatakan "aku lebih tau dari kamu janganlah sok tau aku sudah bertahun- tahun menjalankan ini, kamu bisa apa dan cuma kebetulah kamu bisa lebih baik dari aku" orang- orang seperti ini sangat sulit untuk melakukan perubahan. hmmmm jangan-jangan kita juga seperti itu, kita tidak sungguh-sungguh membuka hati kita untuk nasehat-nasehat yang baik, relakan hati kita untuk terisi nasehat positif dari manapun dia berasal, rendahkan hati agar kita bisa menerima dan benar- benar memahami. kita lebih sering menganggap angin lalu nasehat-nasehat yang menebar diudara yang kita hirup, yang seharusnya itu bisa membuat kita berpikir positif dan berubah menjadi lebih baik. tetapi hati kita terlanjur yang kaku dan tidak dapat menerima nasehat itu, sebaik kata-kata bijak yang sampai ketelinga kita pasti akan tertolak, kita lebih memilih gagal bahkan melakukan kebalikan dari nasehat tersebut, yang akhirnya kita hanya bisa melihat orang lain yang sukses dengan perubahan karena keterbukaan atas nasehat sedangkan hati kita yang terlanjur mengeras ini tidak akan mendapatkan apapun selain kebodohan dari perasaan. hati kita perlu ditolong dari lapisan egoisme yang membungkusnya, mumpung hati kita belum mati, sebab kalo hati kita sudah mati tidak dapat dihidupkan lagi, hati kita masih hidup menanti nilai- nilai kebajikan mengisi, memasuki dan memenuhi seluruh ruangan hati kita, mencairkan kebekuan yang selama ini kita anut dan mempersilahkan bisikan-bisikan buruk untuk keluar dari hati kita, mengelupas noda hitam dalam tiap sel-selnya, merestui agar kelegowoan mengambil alih penguasa hati kita. dan merubah diri jadi pribadi yang baru dan siap untuk berjuang menuju kesuksesan dunia akherat.



Artikel Terkait buka dan rendahkan hati kita ,life

3 komentar:

Baca Artikel Lainnya